Kalau
sedulur-sedulur sekalian suka
menghabiskan akhir pekannya dengan berolahraga dengan berjalan kaki, bersepeda
maupun skateboard di Alun-alun kota
Jember, tentu tidak asing lagi dengan pemandangan hiruk-pikuk di sepanjang
jalan Sultan Agung ataupun jalan Kartini dilain waktu. Berjejer lapak para
pedagang kaki lima, memajang segala bentuk dagangannya, baik kuliner klasik
laiknya cenil, klepon, horog-horog hingga
yang modern macam hamburger mini lengkap tersaji. Penyedia jasa becak
odong-odong dan helikopter berputar, kolam pancing ikan anak-anak tentunya tak
ketinggalan, ditemani dengan lagu anak-anak yang diperdengarkan sejak tahun
90-an, bibit tanaman, sate, es campur dan semua imaji liar anda tentang makanan
dan minuman asli Jember, Insyaalloh semua tersedia J.
Tak ubahnya pasar atau bazar,
lengkap sudah segala kebutuhan masyarakat tersedia disatu lokasi, gegap gempita
menemani pagi yang segar di hari minggu. Kalau Yogyakarta punya “SUNMOR UGM” alias Sunday Morning UGM, Kota Malang punya Pasar Pagi di Stadion Gajayana
yang kemudian menular di depan jalan Soekarno-Hatta, dan Alun-alun Kota Batu, dikarenakan
besarnya animo masyarakat dalam dan luar kota Malang Raya di setiap minggunya.
Yang unik dari Pasar Kaget Minggu
Pagi dijantung kota Jember ini adalah tak punya nama even atau kegiatan,
mengalir begitu saja sejak era mantan Bupati Jember Samsul Hadi, tak punya payung
organisasi atau paguyuban resmi, kalau di Yogyakarta dan Malang, kegiatan
dimulai setelah shubuh (04.30-12.00 WIB), lain lagi dengan Pasar Minggu Pagi Sultan Agung. Kegiatan pasar
dimulai sejak sabtu malam minggu dijalan Kartini kemudian dilanjutkan di jalan
Sultan Agung, efektif hingga jam 10.00 WIB bersamaan dengan jadwal Car Free Day Kota Jember, mirip dengan
jadwal kegiatan pasar pagi kota Batu Malang.
Akses menuju lokasi Pasar Pagi
Sultan Agung alias PPSA sangat mudah dicari dan diingat, jika sedulur-sedulur
berasal dari luar kota Jember atau dari kawasan Jember Timur –Selatan - Barat cukup
naik Lin/Angkutan Kota/Taksi yang menuju arah pusat kota Jember (Jembatan Jompo/Pasar
Tanjung/Kampus) dan yang berasal dari Bondowoso atau banyuwangi tinggal memutar
lewat jalan Trunojoyo hingga pertigaan lampu merah Pasar Tanjung bisa langsung
belok kanan mengikuti jalan atau lurus dan ambil kanan hingga menemukan lokasi
PPSA yang identik juga dengan CAR FREE
DAY Jember, atau yang biasa bawa sepeda gowes sendiri tentunya lebih sehat
dan murah J, dan jangan
kuatir tersedia lokasi parkir yang aman untuk motor dan mobil di depan Bank
Mandiri Sultan Agung dan di depan Masjid Baitul Amien, dan tak lupa toilet umum
serta Mushola kecil juga tersedia di lantai dasar bekas Gedung Hardisk atau Ex Jember
Plaza.
Bagi pengunjung yang datang,
sebaiknya tiba diantara pukul 06.00 hingga 08.30, disamping udara masih segar
dan sejuk, kuliner atau pedagang jasa yang dituju masih standby menunggu dan melayani pembeli, disamping juga struktur jalan
Sultan Agung membujur dari arah timur ke barat, alhasil matahari Jember yang
begitu menyengat bisa dihindari jika membawa bayi.
Pedagang kaki lima Pasar Pagi Sultan
Agung alias PPSA mayoritas pedagang asli Jember Raya, mereka cukup mencari
lokasi untuk berjualan dan istiqomah ditempatnya setiap minggu pagi di jalan Sultan
Agung atau Kartini serta membayar uang retribusi kebersihan minimal Rp.
500/minggunya yang akan ditarik oleh petugas dinas kebersihan kota Jember,
simbiosis mutualisme terjadi alami, libur pasaran terjadi ketika ada even yang
mengharuskan pedagang harus libur berjualan atau cuaca ekstrem dan hari raya
Idul Fitri.
Jember sebagai Kota Pendalungan,
kota yang masyarakatnya diisi oleh berbagai macam latarbelakang suku, agama,
ras dan golongan menjadi makin menyatu dan terjalin persaudaraan nyata melalui
komunikasi verbal dan fisik yang unik, Osing, Madura, Jawa, China, Islam,
Kristen, Abangan, Muhammadiyah, NU, Pejabat, Tukang Becak semuanya membaur
menjadi manusia Jember yang Istimewa, dan itu tersaji indah di kala Minggu Pagi
di Kota Jember J.
Jadi
ingat dengan kalimat yang menjadi jargon merek dagang bapak setengah baya
penjual lem super di depan Hardisk: “Lem ini lem Siti mewa, kakaknya Isti mewa”.
Kalau kita ubah sedikit redaksinya: “Jember
ini memang Citymewa lebih dari sekedar IstimewaJ.” #JemberIstimewa
Junaidi Abdillah
West
Balung, 20/12/2013 (22.20 WIB)
SALAM
JEMBER ISTIMEWA!!! :)
No comments:
Post a Comment