www.wikipedia.com

Friday, December 20, 2013

MINGGU PAGI DI (JANTUNG) KOTA JEMBER


Kalau sedulur-sedulur sekalian suka menghabiskan akhir pekannya dengan berolahraga dengan berjalan kaki, bersepeda maupun skateboard di Alun-alun kota Jember, tentu tidak asing lagi dengan pemandangan hiruk-pikuk di sepanjang jalan Sultan Agung ataupun jalan Kartini dilain waktu. Berjejer lapak para pedagang kaki lima, memajang segala bentuk dagangannya, baik kuliner klasik laiknya cenil, klepon, horog-horog hingga yang modern macam hamburger mini lengkap tersaji. Penyedia jasa becak odong-odong dan helikopter berputar, kolam pancing ikan anak-anak tentunya tak ketinggalan, ditemani dengan lagu anak-anak yang diperdengarkan sejak tahun 90-an, bibit tanaman, sate, es campur dan semua imaji liar anda tentang makanan dan minuman asli Jember, Insyaalloh semua tersedia J.
            Tak ubahnya pasar atau bazar, lengkap sudah segala kebutuhan masyarakat tersedia disatu lokasi, gegap gempita menemani pagi yang segar di hari minggu. Kalau Yogyakarta punya “SUNMOR UGM” alias Sunday Morning UGM, Kota Malang punya Pasar Pagi di Stadion Gajayana yang kemudian menular di depan jalan Soekarno-Hatta, dan Alun-alun Kota Batu, dikarenakan besarnya animo masyarakat dalam dan luar kota Malang Raya di setiap minggunya.
            Yang unik dari Pasar Kaget Minggu Pagi dijantung kota Jember ini adalah tak punya nama even atau kegiatan, mengalir begitu saja sejak era mantan Bupati Jember Samsul Hadi, tak punya payung organisasi atau paguyuban resmi, kalau di Yogyakarta dan Malang, kegiatan dimulai setelah shubuh (04.30-12.00 WIB), lain lagi dengan  Pasar Minggu Pagi Sultan Agung. Kegiatan pasar dimulai sejak sabtu malam minggu dijalan Kartini kemudian dilanjutkan di jalan Sultan Agung, efektif hingga jam 10.00 WIB bersamaan dengan jadwal Car Free Day Kota Jember, mirip dengan jadwal kegiatan pasar pagi kota Batu Malang.
            Akses menuju lokasi Pasar Pagi Sultan Agung alias PPSA sangat mudah dicari dan diingat, jika sedulur-sedulur berasal dari luar kota Jember atau dari kawasan Jember Timur –Selatan - Barat cukup naik Lin/Angkutan Kota/Taksi yang menuju arah pusat kota Jember (Jembatan Jompo/Pasar Tanjung/Kampus) dan yang berasal dari Bondowoso atau banyuwangi tinggal memutar lewat jalan Trunojoyo hingga pertigaan lampu merah Pasar Tanjung bisa langsung belok kanan mengikuti jalan atau lurus dan ambil kanan hingga menemukan lokasi PPSA yang identik juga dengan CAR FREE DAY Jember, atau yang biasa bawa sepeda gowes sendiri tentunya lebih sehat dan murah J, dan jangan kuatir tersedia lokasi parkir yang aman untuk motor dan mobil di depan Bank Mandiri Sultan Agung dan di depan Masjid Baitul Amien, dan tak lupa toilet umum serta Mushola kecil juga tersedia di lantai dasar bekas Gedung Hardisk atau Ex Jember Plaza.
            Bagi pengunjung yang datang, sebaiknya tiba diantara pukul 06.00 hingga 08.30, disamping udara masih segar dan sejuk, kuliner atau pedagang jasa yang dituju masih standby menunggu dan melayani pembeli, disamping juga struktur jalan Sultan Agung membujur dari arah timur ke barat, alhasil matahari Jember yang begitu menyengat bisa dihindari jika membawa bayi.
            Pedagang kaki lima Pasar Pagi Sultan Agung alias PPSA mayoritas pedagang asli Jember Raya, mereka cukup mencari lokasi untuk berjualan dan istiqomah ditempatnya setiap minggu pagi di jalan Sultan Agung atau Kartini serta membayar uang retribusi kebersihan minimal Rp. 500/minggunya yang akan ditarik oleh petugas dinas kebersihan kota Jember, simbiosis mutualisme terjadi alami, libur pasaran terjadi ketika ada even yang mengharuskan pedagang harus libur berjualan atau cuaca ekstrem dan hari raya Idul Fitri.
            Jember sebagai Kota Pendalungan, kota yang masyarakatnya diisi oleh berbagai macam latarbelakang suku, agama, ras dan golongan menjadi makin menyatu dan terjalin persaudaraan nyata melalui komunikasi verbal dan fisik yang unik, Osing, Madura, Jawa, China, Islam, Kristen, Abangan, Muhammadiyah, NU, Pejabat, Tukang Becak semuanya membaur menjadi manusia Jember yang Istimewa, dan itu tersaji indah di kala Minggu Pagi di Kota Jember J.
Jadi ingat dengan kalimat yang menjadi jargon merek dagang bapak setengah baya penjual lem super di depan Hardisk: “Lem ini lem Siti mewa, kakaknya Isti mewa”. Kalau kita ubah sedikit redaksinya: “Jember ini memang Citymewa lebih dari sekedar IstimewaJ.” #JemberIstimewa
Junaidi Abdillah                        
West Balung, 20/12/2013 (22.20 WIB)
SALAM JEMBER ISTIMEWA!!! :)



No comments: