Pesantren Budaya Nusantara: Sastra Pesantren Dalam Pergulatan
Oleh: Agus Sunyo...: Sastra Pesantren Dalam Pergulatan Oleh: Agus Sunyoto KH Abdurrahman Wahid (1973) memberikan abstraksi tentang sastera pesantren dalam dua ...
www.wikipedia.com
Sunday, October 23, 2011
Pesantren Budaya Nusantara: Lima Humor Gus Dur
Pesantren Budaya Nusantara: Lima Humor Gus Dur: Oleh: K Ng H Agus Sunyoto Ucapan dan cerita humor yang dilontarkan Gus Dur selalu membuat or...
Tuesday, October 11, 2011
Terkubur Waktu
Oleh Uum Rojana
Matahari terik sekali, dengan jalan agak dipercepat saya menuju masjid, lantai 2 yang saya tuju. Sengaja saya menuju lantai 2 yang sepi, karena bukan untuk shalat, Dzuhur sudah berlalu satu jam yang lalu. Saya kesini untuk bolos kuliah, sedang penat badan dan fikiran.
Saya rebahkan diri diatas karpet, berbantal 2 lengan yang saya tekuk diatas kepala, mata menuju langit-langit masjid yang putih polos, pikiran melayang, tiba-tiba teringat sahabat lama. Lia...
2 hari yang lalu ada SMS masuk di HP saya,
“Um, apa kabar?” dari Lia, setelah cukup lama tak berkirim kabar.
“Hei. Alhmadulillah baik. Kamu?” balas saya.
“Alhamdulillah baik juga. Um, aku mau kasih kabar gembira.” dari dia lagi.
“Ih sok dramatis. Tinggal bilang aja. Apa tu?!” sejujurnya saya penasaran juga,
“Aku udah nikah.” Tak berapa lama SMS-nya masuk lagi. Singkat.
Hening
“Serius?!” Kapan?! Koq gak bilang-bilang?!” tiba-tiba saya gugup entah kenapa, salah tingkah, padahal tak ada yang melihat saya dan sayapun tak melihat apa-apa.
“Iya beneran. Masih baru akadnya aja sih. Kamu bisa dateng resepsinya nanti?” saya masih syock. Agak lama nggak saya bales.
“Mmm... kamu tau kan sekarang aku di Malang. Susah juga.” Filiran dia yang lama nggak bales.
“Hmmm.... iya seh. Yaudah yang penting doanya aja.” Jawabnya kemudian
“Itu pasti! Semoga langgeng, jadi keluarga bahagia, sakinah mawaddah wa rahmah.” Saya termenung agak lama. Kebetulan yang foto copy lagi sepi saat itu.
Hingga saat ini ada perasaan yang mengganggu di dada saya, satu perasaan seperti tak bisa menerima, kehilangan.... padahal saya tau kami tak pernah ada ikatan lebih selain sahabat dekat, seperti Nnan.
Menikah? Punya suami? Hal ini seperti sebuah akhir bagi kami.
Sepertinya baru kemarin saya SMS dia, sesekali telfon juga. Menceritakan teman-teman yang sudah pada nikah.
“kapan giliran kamu?” canda saya, diapun bertanya sebaliknya. Dan jawaban kamipun sama saat itu,
Kami, sama-sama belum punya calon.
Berapa lama selang antara saat itu dan saat ini?
Sepertinya baru kemarin saya bertemu dengannya di kelas 1 SMA, sepertinya baru kemarin saya bermusuhan dengan dia, saling ejek dan sok jaim padahal kami sama-sama menyayangi . Sepertinya baru kemarin kami berdamai, kemudian tersenyum bersama, tertawa, bercanda, baru kemaren saya berpisah dengannya.
Dan kini....
Waktu begitu cepat berlalu. Saat saya belum benar-benar mengerti, semua sudah berubah!
Syair Sufistik KH. Abdurrahman Wahid
Yarosulalloh salammun’alaik…
Yaarofi’asaaniwaddaaroji…
‘atfatayaji rotall ‘aalami…
Yauhailaljuu diwaalkaromi…
Ngawiti ingsun nglarasa syi’iran
Kelawan muji maring pengeran
Kang paring rohmat lan kenikmatan
Rino wengine tanpo petungan
(Kumulai menguntai syairan
Dengan memuji pada Tuhan
Yang merahmati dan memberi nikmat
Siang malam tanpa hitungan )
Duh bolo konco priyo wanito
Ojo mung ngaji syare’at bloko
Gur pinter ndongeng nulis lan moco
Tembe mburine bakal sangsoro
(Duhai kawan laki-perempuan
Jangan hanya mengaji syariat belaka
Hanya pandai berdongeng, tulis dan baca
Kelak di belakang bakal sengsara.)
Akeh kang apal Qur’an haditse
Seneng ngafirke marang liyane
Kafire dewe dak digatekke
Yen isih kotor ati akale
Akeh kang apal Qur’an haditse
Seneng ngafirke marang liyane
Kafire dewe dak digatekke
Yen isih kotor ati akale
(Banyak yang hafal Al-Qur’an dan haditsnya
Malah suka mengafirkan yang lainnya
Kafirnya sendiri tidak dipedulikan
Jika masih kotor hati dan akalnya)
Gampang kabujuk nafsu angkoro
Ing pepaese gebyare ndunyo
Iri lan meri sugihe tonggo
Mulo atine peteng lan nistho
(Mudah ketipu nafsu angkara
Pada rias gebyar dunia
Iri dan dengki harta tetangga
Karena hatinya gelap dan nista)
Ayo sedulur jo nglaleake
Wajibe ngaji sak pranatane
Nggo ngandelake iman tauhite
Baguse sangu mulyo matine
(Mari saudara, jangan lupakan
Kewajiban dengan semua aturannya
Demi menebalkan iman tauhidnya
Bajiknya bekal, hati nan mulia)
Kang aran soleh bagus atine
Kerono mapan seri ngelmune
Laku thoriqot lan ma’rifate
Ugo hakekot manjing rasane
(Disebut soleh karena bagus hatinya
Karena selaras dengan ilmunya
Menempuh thariqah dan ma’rifatnya
Juga hakikat merasuk jiwanya)
Alquran qodim wahyu minulyo
Tanpo ditulis biso diwoco
Iku wejangan guru waskito
Den tancepake ing jero dodo
Al-Qur’an Qodim wahyu mulia
Tanpa ditulis bisa dibaca
Itulah nasehat dari guru waskita
Tancapkan di dalam dada
Kumantil ati lan pikiran
Mrasuk ing badan kabeh jeroan
Mu’jizat rosul dadi pedoman
Minongko dalan manjing iman
Merasuk hati dan pikiran
Merasuk badan hingga ke dalam
Mu’jizat Rosul jadi pedoman
Sebagai jalan masuknya iman
Kelawan Alloh kang moho suci
Kudu rangkulan rino lan wengi
Ditirakati diriyadohi
Dzikir lan suluk jo nganti lali
Bersama Allah Yang Maha Suci
Harus pelukan siang dan malam
Dilakukan dengan tirakat riyadhoh
Dzikir dan suluk janganlah lupa
Uripe ayem rumongso aman
Dununge roso tondo yen iman
Sabar narimo najan pas pasan
Kabeh tinakdir saking pengeran
Hidupnya damai merasa aman
Sampai dirasa tandanya iman
Sabar dan menerima walau sederhana
Semua hanya takdir dari Pangeran
Kang anglakoni sakabehane
Allah kang ngangkat drajate
Senajan ashor toto dhohire
Ananging mulyo maqom drajate
Yang bisa menjalankan semuanya
Allahlah yang mengangkat derajatnya
Walau rendah kelihatan tampaknya
Namun mulia maqom derajatnya
Lamun prasto ing pungkasane
Ora kesasar roh lan sukmane
Den gadang Allah swargo manggone
Utuh mayite ugo ulese
Jika di akhir hayatnya
Tak tersesat ruh dan jiwanya
Dihantar Allah syurga tempatnya
Utuh mayatnya dan kafannya
Subscribe to:
Posts (Atom)