www.wikipedia.com

Wednesday, December 23, 2009

TAK LAGI

Tak lagi
dapat ku mengenal sosok
karena kabur di antara jurang nestapa
tak lagi
ku dapat tersenyum
karena kaku bibir
membuai dusta
tak lagi
ku melihat
mataku buta karena ma'siat



tak lagi
dapat ku berkata
lidahku kelu membuai mesra
tak lagi
ku menjamah tanganku
terbelenggu
kemunafikan yang memburu
aduh,ku hanya mengadu rindu
pada Dzat yang selalu memberi pintu!tuk masuk ke rumah rindu
bertaubat,membelai cinta
pada Maha Pecinta

Hidup Bukan Untuk Diri Sendiri

MERASA TERGANGGU, itu terkadang yang kita rasakan ketika kita harus konsentrasi untuk melakukan pekerjaan, yang mungkin mendesak dan harus selesai dengan waktu tertentu. Tetapi, seringkali, ketika kita harus membaca, menulis, kontemplasi selalu ada cobaan untuk membuyarkan konsentrasi , dan pekerjaan terlambat dan tidak sesuai dengan harapan (waktu yang ditentutan), karena ada
pekerjaan lain yang harus kita lakukan. Kadang kita merasa mangkel, jengkel, dan merasa tidak akan pernah cerdas dan sukses kalau hal selalu terjadi. Ketakutan-ketakutan itu mungkin wajar, bagi mahasiswa, dosen, karyawan dll yang selalu ingin belajar dan belajar, selesai dans elesai. Tapi, hal itu bisa tidak menjadi wajar, jika hal tersebut berlarut-larut untuk dipikirkan sehingga mengganggu untuk menjadi kreatif dan produktif.


Kemudian, saya berfikir bahwa kesuksesan itu adalah perspektif, ada yang merasa sukses jikalau ia sudah menerbitkan buku, ada yang mersa sukses jika ia sudah dapat membahagiakan orang lain meskipun dirinya tidak terlalu banyak diuntungkan, ada yang merasa sukses dengan sekedar apa yang dapat diberikan pada orang lain, ada yang merasa sukses jika dapat memberikan taushiyah pada orang lain dan ia senang menerima tausiyah itu, ada yang mersa sukses dengan kesibukannya di ladang, di kontor, di bank meskipun konstribusinya pada masyarakat tidak tampak. Itulah, maksud saya bahwa kesuksesan itu perspektif.


Abu bakar dan Umar misalnya, keduanya adalah sahabat Rasulullah yang cukup disegani dan dihormati, dia menjadi tokoh panutan setelah Rasulullah meninggal dunia. Keduanya, merasa sukses ketika dapat bersanding dengan Rasul, mengembirakan orang lain, dan dapat membantu orang-orang faqir. Dengan seperti itu beliau sudah merasa nikmat. Ada yang merasa nikmat dan sudah menjadi makanan setiap hari, yaitu menulis. Ini bagi orang-orang yang doyan menulis, seperi Azyumardi Azra, Cak Nun, Cak Nur, Kunto Wijoyo, Komaruddin Hidayat dan lainnya. Mereka menikmati hari-harinya dengan membaca dan menulis. Ada yang menikmati hari-harinya sebagai da’I, sehingga tidak sempat untuk menulis apa yang ia bicarakan. Imam Syafi’e, Imam Hambali, Imam Malik, Imam Abu Hanifah, Ibnu Taimiyahi dan tokoh-tokoh sekaleber dia, mereka mampu berbicara dimana-mana dengan lugas dan tangkas, sehingga diburu oleh jamaah, untuk mendengarkan ceramah-ceramah beliua, namun mereka tidak hanya mencukupkan dengan berbicara. Akan tetapi, keproduktifitasnnya diakui dengan merangarangnya beberapa kitab yang samapi sangat ini menjadi rujukan oleh umat Islam.

Terkadang saya berfikir apalah arti hidup, jika saya tidak bermanfaat bagi orang lain. Mereka pada masa hidupnya, bermanfaat bagi orang lain, dan setelah wafat juga kemamfaatannya masih juga dirasakan oleh banyak orang. itulah berkat ketekunan, kesabaran, dan keproduktifitasannya. Mereka selain produktif, juga ahli ibadah bahkan masuk pada jajaran sholihin. Betapa nikmatnya hidup bagi mereka, yang antara hubungan fertikal dan horizontal tidak pernah lepas.
Antara aku, ibu, dan saudaraku

Komplikasi, rumit, serba bimbang untuk adil dan menjadi pengadil, penuh prasangka buruk, komunikasi tak efektif, transisi untuk sebuah cita-cita dan masa depan yang baik, berproses terus lagi… lagi…lagi, hablumminnannas tak segampang teori-teori, kami hanya ingin bertemu…penuh sayang dan cinta antara aku, ibu, dan saudaraku

Pondok Biru, 11 Desember 2009
Di tempat terpencil ada sebuah kampung kecil,
di sanalah ibuku tinggal. 
Ia menyusuiku dari buah dadanya, 
seperti madu rasanya,
supaya aku tumbuh besar dan kuat.
Tapi rambut ibuku
perlahan memutih,
dan tiap hari, yang memisahkan kami,
muncul kerut di wajahnya.
Aku ingin membuat ibu muda kembali, 
tapi tidak bisa.
Aku cuma bisa mencium fotonya sambil menangis,
untuk menyatakan betapa aku menyayangi ibu.  
Oleh Pema Kecil (7 tahun) dari Propinsi Kham-Tibet
Dicuplik dari terjemahan novel “Escape Over The Himalayas” karya Maria Blumencron (Hal: 312).


PURNAMA HITAM

Awalnya berkenalan 
Lalu berteman
Bersahabat
Kadang menjadi kekasih
Bisa juga menjadi saudara, musuh, guru, raja, ibu, bapak, dan sebagainya
Kemudian terserah saya, kamu, dia atau mereka…

Desember 2009

Friday, December 11, 2009

KU HANYA

Sabtu, 5 Desember, 2009 03:20

Ku tulis kata
kau berikan dusta
ku tulis kalimat
kau suguhkan laknat
ku tulis sastra
kau bilang aku pendusta
ku beri cinta
kau lagi-lagi mintak lebih
ku beri rindu
kau beri empedu
ku beri sayang
kau beri aku pedang



ku bacakan kau puisi
kau sebut itu ilusi
ku berikan kau ilusi
malah kau tak pernah peduli
aku pun juga
malah kau sebut aku tak tahu diri
aku tak lagi memberi
jika semua kau kebiri
biarkan semuanya ku tabiri
asalkan ALLAH selalu memberi
tak kuminta Dia,
DIA selalu datang dengan seribu cinta
hanya DIAlah pemberi dan tempat kembali

SURAT UNTUK AKHWAT


Yang lagi dirundung kesedihan (ia mau bertaubat)

Lautanpun berdansa menyaksikan derai air mata


Derai kata ini kusulam tuk seorang sahabatiku yang sedang menggali cinta lewat rasa, namun yang terjadi adalah rasa yang tersayat, tersayat oleh goresan pena hitam, tersayat karena mata merah bak bara api yang ingin melahap kering-kerontang hati disekitarnya.

Aku tak tahu apa yang akan kutulis dilembaran sempit ini, namun aku akan mencoba mengaprisiasikan apa yang ada dalam otakku detik ini, saat ini…entah sahabatiku lagi tertawa atau lagi berderai mengalirkan mutiara-mutiara indah dalam kesedihan…, yang pasti kesedihan dan kegembiraan buatku adalah sama saja, hal itu hanya perubahan masa… karena manusia hidup adalah antara menangis dan bergembira, ketika aku gembira maka hatiku, perasaanku, sukmaku, rohku, tetap tak berkurang atau bertambah walau sedikitpun..demikian juga ketika aku gembira.. bibirku, hatiku, mataku, dan lidahku…juga tak berkurang atau bertambah…yang berbeda hanyalah waktu, karena waktu berputar seperti bumi mengelilingi matahari, hatiku perasaanku juga akan silih berganti..tinggal kita menunggu kapan kita sedih dan kapan kita akan bergembira…


Saudariku…FILLAH

Akhir-akhir ini…aku melihat kehampaan dalam senyummu, …aku melihat kekosongan dalam tatapan matamu, dan kelu lidahmu tuk bersilat. Aku tak tahu apa yang sedang kau rasakan saat ini…apakah kau dalam gelap sehingga butuh setitik sinar?, apakah kau dalam sedih hingga kalbumu memberontak?, apakah kau sakit?, apakah kau rindu pada seseorang?, ..aku tidak tahu, tapi kau tidak dapat membohongiku saat ini…karena aku tahu kau dalam keadaan delema, kau dalam keadaan sedih, kau dalam keadaan nyinyir senyiyir buah dalam karung, kau dalam keadaan sakit hati yang tersayat-sayat, dan kau tidak dapat mengilak dari sangkaanku…karena pandangan seseorang tidak dapat berbohong dan dibohongi…saudariku pandanganmu hampa, pandangan kosong…aku menjadi sedih, tapi aku tidak dapat berbuat sesuatu karena kau diam, karena sepi padaku, karena kau menyembunyikan diri dariku, karena kau menutupi kegelisahanmu padaku…tapi tak apalah mungkin suatu saat kau akan berderai dihadapaku, kau akan curah dihadapanku…aku hanya dapat menungu dan menunggu tinggal waktu yang mempertemukan kita untuk beruntai bersama, menangis bersama, sedih bersama, senyum bareng dan milankolis bersama.

Saudariku…..

Kesedihan dan kegalauan akan merayap pada siapapun, pada diriku, dirimu dan saudara-saudaramu yang lain. Kesedihan, tidak akan terlepas dari manusia kalau ia masih mengaku sebagai manusia, kesedihan tidak akan dapat dihindari jiika Allah sudah menimpakan pada kita, kesedihan terkadang bentuk ujian yang diberikan Allah, karena rindu dan cinta-Nya pada rintihan hamba-hamba-Nya untuk selalu menyebutnya….saudariku, biarlah kesedihan ada dalam otak kita tapi tidak masuk pada diri kita, hati kita apalagi pada prilaku kita, biarlah ia berlalu karena ada pepatah ”kesedihan sebenarnya adalah kegembiraan, karena yang membuat sedih hanyalah persaan kita dan kita yang membuat sedih maka sedih adalah gembira”, saudariku….biarlah kesedihan yang kamu rasakan saat ini, hanya sebagai batu loncatan untuk mencapai sebuah harapan dan cita-cita. Jendral Sudirman pernah berkata tidak ada kata menyerah bagi seseorang untuk mencapai suatu cita-cita dengan penderitaan, karena cita-cita yang semakin dekat untuk diperoleh, maka kesedihan dan kegelisahan semakin besar,” ” maka saudariku…pantang untuk bersedih hanya karena sesuatu yang kita sendiri tidak tahu mengapa kita harus bersedih. Biarlah sesuatu yang merisaukan hati kita…sebagai garam dalam hidup kita, biarlah sesuatu yang membuat dongkol hati kita sebagai pengalaman dalam perjalan kita menuju senyum mesra. Karena Halim yakin, tidak ada sesuatu yang abadi kecuali Zat-Nya. Sesuatu akan berubah-rubah sesuai dengan perputaran waktu..maka senyumlah… senyumlah.. senyumlah.. senyumlah saudariku aku juga akan tersenyum melihatmu tersenyum, dan kesedihan hari ini adalah kegembiraan hari esok, kesulitan hari ini kebahagiaan hari esok, kegagalan hari ini adalah kesuksesan hari esok, mendingan kita hancur hari ini sebagai pelajaran tapi kita menjulang tinggi setinggi harapan kita dikemudian hari…biarlah..biarlah ..biarlah yang lalu, berlalu. karena tidak akan kembali lagi, tapi, jadikan yang sudah lewat sebagai bahan intropeksi diri, kegalan masa lalu kita buat acuan untuk kesuksesan hari esok… bahasanya orang Erik From hidup tidak ada penyesalan yang hanya adalah cinta dan kasih sanyang, karena kesedihan yang berlarut hanya akan mengurangi hidup kita yang sempit ini.

Saudariku…yang aku sayangi fillah

Hari ini, detik ini pula…..hancurkan kesedihanmu menjadi kerinduan yang mendalam pada si Dia, karena dalam sanubari kita, antara rindu dan kesedihan tidak akan bersatu dan menyatu, ketika rasa rindu muncul maka kesedihan akan hilang namun sebaliknya ketika rasa sedih menyelimuti kita maka kerinduan akan lenyap bagai air diatas bentoel. Rindukanlah Dia… Dia yang membuat sedih….rindukanlah Dia..Dia yang membuat gembira, karena semuanya dialah yang mensetting. Kita hanya bisa mempleaning , namun keputusan terakhir ada ditangan-Nya. Tangan yang melebihi tangan-tangan manusia, Tangan yang menghampar dengan rahmat dan hidayahnya, ketika manusia menghamparkan tangannya dengan kekhusyuan apapun yang dimintanya Tangan-Nya akan bergerak dan memberikan rahmat-Nya pada siapapun, itulah Tangan diatas tangan, maka lebih baik minta pada Tangan diatas tangan ketimbang, kita minta dan mengeluh pada tangan diatas tangan (t kecil adalah manusia ), Rasul pernah bersabda kemulyaan orang mu’min adalah apabila ia menahan dirinya untuk meminta dan mengharap pada manusia” “ . Saudariku……Dialah pembuat rindu dan cinta diatas bara. Maka mintalah cinta pada-Nya, karena cinta manusia tidak akan abadi dan akan berubah rubah namun cinta-Nya akan abadi. Rasul pernah berdo’a “Allahumma Inna nasaluka hubbaka wa hubaman yahibbuka wa al-‘amala aldzi yu qorribuni ila hubbika dan Allahumma ij’al hubbaka ahabba ilaina min nafsina wamin mail baarid.

Saudariku…..Fillah

Apa yang saudari rasakan …..saat ini, kalau lagi sedih… menagislah!!! dengan keras..tapi jangan sampai ada yang tahu…., atau lagi gembira..maka ketawalah ..tapi awas jangan sampai ada yang tahu, biarlah semuanya buyar dan bubar….kegembiraan hanya sesaat dan kesedihan hanya sesaat tapi penyesalah akan abadi jika kita salah langkah. Tokoh budha setelah ia mengubur dirinya selama sepuluh hari dipeti mati dan ditanam dibumi….ia berkata “kehidupan ini sia-sia” setelah ia merenung dan kontemplasi dalam peti mati, ia merasakan bahwa ia akan kembali pada Dzat yang maha kuasa…yang tidak pernah kekuasaannya terkurangi oleh keseombongan dan keangguhan manusia. Mengapa ia mengatakan hidup ini sia-sia, karena jika hidup ini hanya untuk bermain, bersedih, bergembira, bersenang-senang tanpa maksud dan tujuan maka semuanya akan hampa….karena titik terakhir adalah titik Tuhan setelah menjadi baris. Kesombongan diri, pujian manusia, penghormatan manusia..adalah cobaan hidup, anggaplah pujian mereka sebagai ancaman dan penjara…jangan pernah ingin dipuji dan disanjung manusia karena itu penjara…mengapa penjara? Karena kalau kita tidak dipuji atau disanjung kita akan marah, mangkel dan muring-muring…namun jika kita memberikan sesuatu pada panusia tampa mengharapkan apapun maka disanalah kemerdekaan kita dengan prinsip “dipuji atau tidak saya tetap hamba Allah”. Yang Halim rasakan adalah ketika rasa ingin pujian menggrogoti pikiran Halim, hati Halim, otak Halim, maka Halim tidak tenang dan selalu susah karena seluruh perbuatannya enddingnya adalah pujian (manusia) sehingga Halim merasa terpenjara…namun setelah Halim menganggap bahwa cemoohan, pelecehan, celaan dan pujian itu hal biasa dan memasrahkan pada siDia baru Halim menjadi tenang, karena pujian yang haqiqi adalah pujian dari-Nya. Manusia memuji detik ini, detik berikutnya akan lenyap. Namun pujian-Nya kekal selama-lamanya……baraka Allah fiki . Amen. Biarlah mereka mencela Halim dan memuji Halim namun Halim tidak akan terpengaruh dengan itu semua…ketika kita dipuji maka ucapkanlah al-hamdulillah…(pijian yang pantas hanya untuk Dia) ketika kita dicela atau lecehkan dibicarakan dll maka pasrahkanlah pada-Nya karena Ia lebih tahu dari kita.

Saudariku ….fillah

Saudariku..fillah biarlah lautan berdansa, burung bercengkrama, rumput-rumput bergoyang, langit mendung namun tetaplah hati kita, pikiran kita dalam tenang setenang rindu dalam cinta yang bermuara pada kasih dan sayang..mintalah pujian dan sanjungan dari-Nya. Ingat pesan Halim terakhir….kesedihan itu tidak ada yang ada hanyalah cinta dan kasih sayang.

TTD
Halimi ZUhdy

DEMO SOLO!!!



Surat Terbuka Untuk Presiden Republik Indonesia:

Bpk. H. Dr. Susilo Bambang Yudhoyono

Saya menulis dan memposting surat ini sebagai tanda mata, cinta dan hormat kepada anda yang telah berpeluh keringat darah, waktu, harta selama kurang lebih 6 tahun memimpin bangsa Indonesia yang begitu kita cintai ini. Namun kiranya saya sebagai rakyat biasa hanya bisa berharap dan sedikit protes terhadap kebijakan-kebijakan jenengan yang terlalu kalem pada segerombolan serigala buas anak bangsa sendiri (baca: koruptor dan turunannnya), dan sangat terlalu sensitif jika didemo ataupun diingatkan rakyatnya. Sungguh, rakyat Indonesia dari kaca mata awam saya, insyaalloh males, enggan, dan bukan karakternya sebagai bangsa pengkudeta. Lewat lirik dan lagu yang dinyanyikan oleh Koil feat The Rock Indonesia Ahmad Dhani (T.R. I. A. D), saya mencoba berdemo solo.


Kenyataan dalam Dunia Fantasi


Nasionalisme..
Di negara ini kita hidup dan bekerja
Di negara ini kita makan dan berbahagia
Di tanah yang indah ini bersemilah cintamu yang abadi
Di negara busuk ini kita tersenyum pedih

Kita membicarakan kenyataan
Dalam dunia yang tak kumengerti
Kita membicarakan kepasrahan
Dalam spektrum yang hitam dan putih
Kita merasa benar-benar pintar
Memasyarakatkan kebodohan ini
Kita membicarakan kenyataaan dalam dunia fantasi

Dalam dunia fantasi...
Aku tak butuh pengertianmu...
Aku bukan bagian dari sejarah yang kau tulis
Kau bingkiskan untuk anak dan cucumu
Aku tak butuh penjelasanmu...
Aku bukan bagian dari kebanggaan
Yang membuat kita tak berpenghasilan

Nasionalisme adalah tempat tinggal yang kita bela
Nasionalisme untuk negara ini adalah pertanyaan
Nasionalisme untuk negara ini menuju kehancuran
Nasionalisme menuntun bangsa kami menuju kehancuran

N a s i o n a l i s m e…
N a s i o n a l i s m e…
N a s i o n a l i s m e…

Untuk negara ini adalah pertanyaan

N a s i o n a l i s m e…
N a s i o n a l i s m e…
N a s i o n a l i s m e…

Menuntun bangsa kami menuju kehancuran


Terimaksih telah memberi waktu saya utuk berceloteh, bukan didepan istana merdeka, tidak menggunakan pengeras suara, tanpa pentungan, tiada gas air mata, ataupun 2 SSK Brimob yang masih muda-muda. Andaikata zaman ORBA, bisa saja saya dan penyanyi serta pencipta lagu tersebut diatas dibui tanpa status dan tempat yang jelas layaknya Mas Iwan Fals dan sebagainya.

Kami mengerti, tugas anda tidak mudah, anda dikelilingi manusia-manusia bertopeng, mana kawan mana lawan begitu mudah terbalik-balik. Sungguh, semoga anda diberi kesehatan, kekuatan, keberkahan selamanya dan doa dari seluruh manusia dan bukan manusia, senyampang niat anda ikhlas karena Alloh SWT semata.


Malang Raya, 11 Desember 2009

Junaidi Abdillah

Awas Kau Wakil-wakil Rakyat !!!


Kalau anda-anda baca koran ataupun media masa lainnya hari-hari ini. Tentunya anda harus berhati-hati dan waspada dengan koar-koar dan undang-undang yang akan dan telah anda buat, pun juga karena korupsi berjamaah or dewe-dewe para anggota dewan sebelum anda, awas juga dengan bidikan wartawan idealis atau rakyat kritis. Alih-alih dapat doa, dukungan dan pujian rakyat setelah menjabat, bisa-bisa sel tahanan jadi mimpi buruk anda. Kecuali para penegak hukum juga ikut-ikutan opera sabun mandi, dan alumni sekolah peran atau teater zaman Orde Baru hingga Orde Keping-keping Reformasi seperti detik ini.

Tapi kami tidak takut andaikata kamu-kamu melenceng dan berkhianat. Kami akan memilih dan mencetak wakil-wakil kami meski dialam mimpi, nah!!!


11 Desember 2009

Djibril Ahmad



SALAM BUAT bapak-bapakku

Senin, 16 November, 2009 08:20
Di bawah atap daun kering
Beralas Koran

Berdinding lembaran-lembaran
Kertas

Dengan pakaian lusuh
Mata berkunang-kunang
Perut berteriak histeris
Menunggu sebutir nasi
Seteguk air


Kutulis pesan dari kakekku
Yang telah wafat 62 tahun silam

“anakku makanlah apa adanya”
“berjuanglah untuk negaramu
dengan ikhlas”
“negara dan isinya milik kita bersama
bukan milik perorangan”

Wednesday, December 2, 2009

DEWA SEGALA PENYAKIT


KEMATIAN YANG MENGINTAI
Senin, 16 November, 2009 08:15


Tadi malam jam 11.00 wib saya di sms oleh paman, ia mengabarkan bahwa kakek saya telah berpulang ke rahmatullah. Rasa keget bercampur haru yang kemudian menyelimuti saya, kaget karena ia masih terlalu muda dibandingkan dengan saudaranya yang tertua, dan haru karena dipanggil oleh Allah swt untuk meringankan beban sakitnya yang dideritanya selama limat tahun lebih.

Dua minggu ini, dua kakek saya sudah berpulang, pulang dengan rasa sakit yang dideritanya, ada yang diserang penyakit liver dan yang satunya lumpuh yang ia derita sekitar lima tahun silam.


Saya jadi teringat, kematian tidak pernah mengenal waktu, tidak pernah memberi tahu kapan datangnya, tidak juga mengenal umur dan pangkat. Allah swt, sudah menetapkannya, tanpa sepengetahuan manusia, agar manusia selalu waspada terhadapa kematian, bukan waspada agar dapat menolak dan lari dari kematian, tapi waspada dari keburukan yang selalu mengintai, agar ia menghadap kepada-Nya dalam keadaan menjadi hamba.

Kematian dua kakek saya, dan juga kematian-kematian yang selalu datang silih berganti, detik ini, dua menit yang lalu, satu minggu kemaren, dan seterusnya ia selalu hadir menjemput, ada dengan senyum manis, ada pula dengan wajah yang ganas dan garang, bahkan wajah kaku yang terpoles. Ini sungguh member pelajaran yang sangat berharga.

Kematian tidak mengenal usia.


Kematian datang menjemput menusia, bukanlah ditentukan usia, ia kadang datang pada seseorang yang umurnya 63 tahun, umur 50 tahun, 30 tahun, 20 tahun, 15 tahun, 10 tahun, bahkan masih dalam janin pun ia sudah tidak bergerak lagi. Sungguh, ia datang bagai desiran angin ghaib, tak ada sapaan dan tak ada undangan, tiba-tiba lenyap, tinggal seonggok tubuh kaku. Ia datang dan pergi, tak ada satu orang pun yang mampu mengahalanginya, bahkan orang yang paling mencintainya tak mampu berbuat apa-apa kecuali ucapan, innalillahi wainnailaihi rajiun.

Mungkin, kedatangan tanpa pamit inilah, yang seharusnya selalu menjadi perhatian manusia, agar selalu siap dijemput, kapan pun saja dan di mana pun saja, siap lahir dan batin. Siap lahir, bagaimana tubuh ini selalu dalam kondisi terbaiknya untuk menghadap-Nya, kalau dalam kondisi sakit bagaiman dalam kondisi ini, ia tetap mampu beribadah, dari menggerakkan tubuh sampai ia hanya mampu menggerakkan matanya. Kalau dalam kondisi sehat, bagaimana tubuhnya selalu didekatkan ke tempat terbaik untuk bertaqorrub kepada-Nya.

Selalu siap batin, bagaimana batin selalu terjaga dari gejolak hasrat yang mampu menghancurkan iman. iri, dengki, sombong, dan sifat-sifat yang tidak baik lainnya.

Dengan kematian yang tiba-tiba ini pula, manusia yang sadar akan kematian dan ketidakkekalannya dalam hidup, selalu memperbaiki dirinya dan selalu dalam kondisi mendekatkan diri kepada Allah swt, orang yang selalu merasa dalam awas-Nya tidak akan berbuat jelek.
Kematian, bisa datang detik ini,ketika membaca tulisan ini!!! Maka siapkan kita menghadapinya, atau kita masih mau menikmati dunia, dengan melupakan kematian, yang kematian itu pasti dating, dan kita tidak dapat menghindar darinya.


Atau kita, sudah persiapkan bekal menuju kematian, sehingga wajah kita persipakan untuk selalu tersenyum menghadap Allah swt, dengan rodiyah mardiyah.


Engkau Yang Maha Keren


Memiliki 99 Para Nama Yang Maha Agung

Yang Awal dan Yang Akhir

Engkau Yang Maha Keren...

Hamba tetaplah hamba...


2 Desember 2009

Djibril Ahmad

SEPOTONG HARAPAN

tangan mengapai langit
Ombak menari-nari dengan Angin

Kuingin rasanya
Berbagi cinta dengan lautan kerinduan
Bersama buruh-buruh yang menjerit kesakitan
Dalam gurun kebiadaban

Kuingin rasanya
Mengulurkan sepotong roti
Tapi, busuknya alam diri membuatnya perih kehidupan
Ia berjalan dengan kaki di atas kepala
Tangan jadi kaki tuk mendapatkan sepotong roti
Tapi bagaimana lagi
Diriku, tak mampu lagi
Yang hanya terperangkap dalam nisbi



Kuingin rasanya
Memberikan kepingan perak
Dari gudang kemiskinanku
Tapi, kau tahu sendiri
Negeri ini dipenuhi paderi-paderi
Yang rakus melahap materi

Ya….aku hanya ingin
Ingin, tapi kuterbawa angin
Angin badai ketidak jelasan
Karena di sana kudapatkan
Pertunjukan drama kolosal
Yang bertema "PENJAJAHAN MARTABAT MANUSIA"


Untuk saudara/iku yang lagi menjerit mengharapakan sepotong roti
dari penguasa yang menguras ribuan beras
yang tak lagi jelas antara yang waras dan tidak waras

muah-mudahan saudara/i selalu diberikan ketabahan



11/11/2009 04:03:00 PM

KEPADA YANG TERHORMAT BUMI


KITA KECIL.....!!!


Alam ini sangatlah luas, bila dibandingkan rumah kita yang sangat kecil, anggaplah ukuran 36. dan ada yang lebih kecil dari rumah kita yaitu kamar kita, dan di dalam kamar itulah kita berada.

ketika kita adalah sosok yang sangat kecil dari pada rumah kita, maka kita sangatlah kecil dibandingkan luas semesta yang..subhanallah besarnya.



Manusia yang seperti debu ketika dilahat dari langit, seperti semut ketika dilihat dari udara, bahkan kadang tidak tanpak...karena kecilnya.

Apa yang kadang harus dibanggakan manusia, ketika ia kadang tidak tampak, tidak dikenal bahkan keberadaanya tidaklah jelas......! kadang manusia merasa bangga jika ia menjadi ketua RW atau RT, tapi ketika ia berada di RT yang lain dia pun tidak dikenal, juga kepala desa..ketika ia beranjangsana ke desa yang lain, orang lain pun tak tahu siapakah ia, sungguh naif jika kesombongannya tetap berkembang....juga camat, bupati, gubernur...mereka terkenal di tempatnya masing-masing namun mereka seperti semut ketika bertandang ke daerah lain, bahkan kadang disaduk, disikut, diinjak-injka ketika ia berada di sana.....Sungguh manusia hanyalah ruang hampa..jika ia tak tahu arti hidup.

Sungguh apalah artinya manusia, kalau hanya menjadi ruang bernafas, SPBU materi, peluap nafsu...sedangkan....di luar sana, jauh di sana, bahkan dekat di sini...ada penguasa....di atas penguasa....maha penguasa..yang memantai gerak geriknya, bahkan semut hitam dalam gelap ia pun tak luput dari pantauwan-nya.

sungguh kalau tidak karena Taqwa, ia tak akan pernah di kenal oleh-Nya, sungguh kalau bukan kerena iaman ia tak akan dilir-Nya...sungguh semuanya tak pernah tanpak kalau bukan karena Rahmad-Nya.
mengapa harus ada sombong, sedangkan di sana ada pemilik sah-Nya....kecil, sungguh kecil...dibandingkan kekuasaan-Nya.

maka, subhanallah..kita masih bisa bergelombang..di samudera_nya, karena berkat kasih dan sayang-Nya.

Malang, 4 November 2009


TRESNO II

SEJARAH CINTA

YA ALLOH

YA MUHAMMAD

YA ALAM


CINTA ADAM

HAWA CINTA

CINTA HABIL

IQLIMA CINTA


CINTA SEJATI

CINTA TULUS

CINTA SUCI

CINTA MURNI

CINTA ABADI


CINTA DUNIA

CINTA MATI

CINTA GILA

CINTA BUTA

CINTA HARTA

CINTA WANITA

CINTA TAHTA

CINTA KELUARGA

CINTAILAH CINTA


LAGU CINTA

KASIDAH CINTA

MISTIKUS CINTA

LASKAR CINTA

REPUBLIK CINTA


ATAS NAMA CINTA

ARJUNA MENCARI CINTA

CINTA ADALAH MISTERI

AKU CINTA KAU DAN DIA


BUKAN CINTA MANUSIA BIASA


Djibril Ahmad (2009)

TRESNO

SEKOLAH CINTA

ku ingin mendaftar
pada ruang yang tak pernah tahu arti rindu
tapi, selalu merasa rindu

ia, menerima dengan lapang hatiku
tuk masuk di kelas-kelas rindu atas nama kerinduan
agar aku dapat menuai cinta

ku mulai
bercengkrama dengan kasih
dalam ruang mutiara yang selalu mempesona


ku libatkan hatiku, pikiranku,
bahkan jasad ruhku tuk
menerima hamparan materi tentang :
cinta, rindu,kasih, khianat,

guruhku menyuruh
"buka buku hatimu
"tulis dengan nuranimu
"dengarkan rasaku
"terimalah dengan lapang
bukan dengan paksa atau keterpaksaan
"biarkanlah ia mengalir
menuju bahtera kasih
yang pada akhirnya kau temukan
di dermaga cinta
bersama wisudawan-wisudawan
pemegang kehormatan
yang tak pernah tahu noda dan dusta

aku pun lulus
dengan predikat SAKINAH
dari sekolah tak bernama
karena tak pernah punya nama
hanya dibangun atas nama CINTA

(laut cinta bergelombang
mengikuti arah angin rindu
pasir-pasir menunggu senyum keabadian
dari gelombang yang sesungguhnya: Pelaminan atas nama-Nya)

"Halimi"

11/24/2009 09:35:00 PM