DI SEBUAH KURSI YANG MENGIKATKU

di sebuah kursi yang mengikatku

orang-orang menyembahku,
meletakkan dupa di bawah kakiku
doa-doa disemat,
harapan dan surga ditambat

di sebuah kursi yang mengikatku
orang-orang mencium kakiku,
menuangkan air suci di celah jemariku
aku direndam bunga pujian
di hindarkan dari debu dan kotoran

aku memang di sini,
tapi aku baru saja mati
kenyataan memungut ruhku,
memintaku melintasi langit dan malaikat
yang mencibirku
aku liat, aku hitam pekat
tubuhku berat, mataku malam gelap

aku masih terlihat di situ,
di tengah kisaran manusia yang mengusung namaku
tapi aku rasakan kesepian di tempat lain,
dan pesakitan atas kenangan serta kenyataan

aku lebih suka melata, di kaki kesepian
aku lebih suka merayap, di punggung penyadaran
siapa yang mengikatku di kursi itu?
siapa yang merubah kisahku setragis itu?

aku ingin pulang
pada muasal kejadian

(Malang, 22 Juni 2008)


Zizi Hefni